Rabu, 23 Mei 2012

Lagu Daerah Bengkulu


Bekatak Kurak Kariak


bekatak kurak kariak 
nyemuni di ghupun seghai
katau kakak ai mela baliak
katau ading kelau kudai


bekatak kurak kariak 
melumpat ke dalam payau
ulam pepat kakak ngajak baliak
tapi ading lum nyerilau


kurak kariak, kurak kariak 
luluak itu muni bekatak
mela baliak, mela baliak
tapi ading lum kila galak


bekatak kurak kariak 
nyemuni di ghupun seghai
katau ading lum ndak baliak
ndak nunggu cecirut kudai


bekatak kurak kariak 
nyemuni di ghupun seghai
katau kakak ai mela baliak
katau ading kelau kudai


bekatak kurak kariak 
melumpat ke dalam payau
ulam pepat kakak ngajak baliak
tapi ading lum nyerilau


kurak kariak, kurak kariak 
luluak itu muni bekatak
mela baliak, mela baliak
tapi ading lum kila galak


bekatak kurak kariak 
nyemuni di ghupun seghai
katau kakak ai mela baliak
katau ading kelau kudai


bekatak kurak kariak 
melumpat ke dalam payau
ulam pepat kakak ngajak baliak
tapi ading lum nyerilau
  
kurak kariak, kurak kariak 
luluak itu muni bekatak
mela baliak, mela baliak
tapi ading lum kila galak


bekatak kurak kariak 
nyemuni di ghupun seghai
katau ading lum ndak baliak
ndak nunggu cecirut kudai


download lagu bekatak kurak karik disini
watch video in here

Jumat, 11 Mei 2012

Mengenal Dunia Anak


Sering kali kita melihat seorang anak menangis sekencang - kencangnya, meraung - raung, bahkan sambil berguling - guling dilantai. Kadangkala si ibu menjadi gelisah saat melihat tingkah anaknya, bahkan mungkin akan memancing emosi si ibu. Yang paling parah, ketika emosi berubah menjadi perilaku kekerasan, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Naudzubillah mindzalik, pastinya kita tidak ingin menjadi ibu seperti itu bukan???. Artikel ini mungkin dapat bermanfaat bagi para ibu, atau calon ibu untuk mengenal dunia anak, insyaALLAH.
Pernahkah anda mendengar kata temper tantrum“??. Dalam bahasa medis temper tantrum adalah istilah untuk perilaku anak-anak usia di bawah tiga tahun (batita) ketika mereka mengungkapkan rasa kecewanya krn kebutuhan yang tdk terpenuhi. Tahukah anda mengapa si anak mengungkapkan rasa kecewanya dengan cara seperti ini???…ternyata karena kemampuan berbahasa mereka masih sangat terbatas. Mereka mengalami keterbatasan dalam mengungkapkan perasaan & keinginannya, seperti yang diungkapkan oleh Claire B. Kopp, seorang professor psikologi perkembangan di California’s Claremont Graduate University. Beliau mengatakan bahwa toddler mulai untuk memahami kata - kata yang banyak didengarnya, akan tetapi kemampuannya untuk memproduksi bahasa masih sangat terbatas, sehingga ketika si anak tidak mampu mengekspresikan apa yang dia rasakan atau inginkan, tentunya dia akan menjadi frustasi.
Sebagai ibu, apa yang harus dilakukan saat si anak menunjukkan aksi temper tantrum?. Ada beberapa tips yang bisa dipraktekkan, diantaranya:
1.    Tidak perlu terpancing, tetap tenang & duduk disamping si anak, biarkan ia puas mengungkapkan perasaannya, tunjukkan wajah yang tenang & tersenyum agar si anak merasa bahwa ibunya peduli padanya & ada untuknya saat ia membutuhkan.
2.    Temani atau awasi anak dengan jarak tertentu untuk memberikan ruang gerak untuk si anak. Anda dapat melakukan aktivitas lain saat mengawasi si anak, misalnya dengan membaca buku atau menulis.
3.    Jika lingkungan atau perilaku si anak mulai membahayakan,seperti melempar mainan atau memukul,  pindahkan anak ke tempat yang lebih aman, ajak si anak ke kamarnya atau jika sedang di tempat umum, cari tempat yang tidak terlalu ramai & jelaskan alasannya, misal : “kita pindah ke kamar ya, karena ade melempar mainan” .
4.    Saat emosi anak sdh menurun, dekati & peluk si anak, tanyakan padanya sambil tersenyum tentang apa yang diinginkannya, katakan padanya bahwa anda tidak mengerti yang diinginkannya saat ia menangis & sekarang anda mengerti apa yang dia butuhkan jika disampaikan dengan tenang. Hal ini membuat si anak merasa dihargai & memiliki kontrol terhadap dirinya.
5.    Saat kondisi si anak sedang tenang, ceritakan tentang cerita teladan agar anak paham tentang akhlak yang baik. Ajak pula anak untuk berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya.
6.    Sebagai muslimah, jangan lupa untuk perbanyak istigfar,agar diberi kesabaran.

salam cinta.....
Lirwana,S.P   

AOT


Aktivasi Otak Tengah Tidak serta merta Menjadikan Anak Cerdas

Aktivasi Otak Tengah (AOT) sedang marak dibicarakan, diliput media massa, dan menjadi trend di kalangan menengah ke atas – itu karena biaya mengikuti AOT ini tidak bisa dibilang murah. Inti dari AOT adalah mengaktifkan otak tengah  sehinga otak kanan (emosional, EQ)  dan otak kiri (IQ, intelektual) dapat berkembang maksimal.


Betul, bahwa segera setelah mengikuti AOT , anak akan memiliki kemampuan yang lebih dan salah satu hasil yang langsung dapat terlihat adalah kemampuan untuk membaca dengan mata tertutup. Tetapi, tentu bukan itu tujuan utamanya. Yang kita harapkan adalah anak yang mempunyai konsentrasi tinggi, daya ingat yang baik, kreatif dan semua hal positif yang menunjang perkembangannya menjadi anak yang cerdas secara emosional dan intelektual. Semua hasil positif yang dijanjikan atau yang kita harapkan, tidak serta merta didapat secara otomatis setelah mengikuti AOL. Tetap diperlukan bimbingan yang intensif untuk terus melatih kemampuan yang diperoleh setelah AOT.

Banyak pro kontra tentang AOT yang terus berkembang yang sebenarnya tidak perlu menjadi perhatian kita. Fokus kita seharusnya pada persamaan persepsi bahwa yang baik bukan jenius tapi yang seimbang antara kecerdasan emosional (EQ) dan Intelektual (IQ) sehingga muncullah kecedasan spritual (SQ) yang juga baik.

Jadi, kalau kita belum mampu atau tidak mau mengikutsertakan anak kita pada program AOT, minimal kita melatih agar otak kiri dan otak kanan anak berkembang sama baiknya dan menjadi seimbang. Latihan yang sudah kita kenal adalah adalah :

1. Tangan kanan menepuk-nepuk kepala, tangan kiri melakukan gerakan memutar di atas perut. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.

2. Kepalkan tangan kanan dan lakukan gerakan seperti menumbuk pada paha kanan, sementara tangan kiri melakukan mengelus paha kiri. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.

Beberapa senam otak lainnya :

1. Gerakan Silang
Cara: Kaki dan tangan digerakkan secara berlawanan. Bisa ke depan, samping atau belakang. Agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat: Merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang mengungkapkan informasi, sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat.

2. Olengan Pinggul
Cara: Duduk dilantai. Posisi tangan dibelakang, menumpi ke lantai dengan siku di tekuk. Angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul ke kiri dan ke kanan dengan rileks.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar, melihat dari kiri ke kanan, kemampuan memperhatikan dan memahami.

3. Pengisi Energi
Cara: Duduk nyaman di kursi, kedua lengan bawah dan dahi diletakkan di atas meja. Tangan ditempatkan di depan bahu dengan jari-jari menghadap sedikit ke dalam. Ketika menarik napas rasakan napas mengalir ke garis tengah seperti pancuran energi, mengangkat dahi, kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas. Diafragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat: Mengembalikan vitalitas otak setelah serangkaian aktivitas yang melelahkan, mengusir stres, meningkatkan konsentrasi dan perhatian serta meningkatkan kemampuan memahami dan berpikir rasional.

4. Menguap Berenergi
Cara: Bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot di sekitar persendian rahang. Lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara efisien dan rileks, meningkatkan perhatian dan daya penglihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatkan kemampuan untuk memilah informasi.

5. Luncuran Gravitasi
Cara: Duduk di kurasi dan silangkan kali. Tundukkan badan dengan lengan ke dapan bawah. Buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik. Lakukan dengan posisi kaki berganti-ganti.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk rasa keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energi.

6. Tombol Imbang
Cara: Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, pada lekukan di belakang telinga sementara tangan satunya menyentuh pusar selama kurang lebih 30 detik. Lalukan secara bergantian. Selama melakukan gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap ke depan.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian, mengambil keputusan, berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif
(Buku: Brain Gym, Paul E. Dennison PhD, Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo)


Rabu, 09 Mei 2012

Sapa Kepala PAUD HAQIQI



Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam hangat untuk semua pendidik dan tenaga kependidikan PAUD serta pembaca Harian RB yang setia pada Rubrik Media Kreasi Siswa (MKS).  Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita semua. Salawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Pendidikan sejak usia dini sangat perlu karena merupakan pondasi awal perkembangan kecerdasan manusia yang harus berkembang secara holistik (menyeluruh) dan integratif, terutama kecerdasan spiritualnya. Sekolah sebagai Guru kedua bagi anak harus ditata sedemikian rupa agar menjadi sarana untuk anak berkembang sesuai fitrahnya dalam bimbingan Allah SWT. Oleh karena itu, PAUD HAQIQI dengan program layanan Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, POS PAUD dan Raudhatul Athfal AL-HAQ memberikan pelayanan pendidikan kepada anak dengan menggunakan pendekatan dunia anak yaitu Bermain.
PAUD HAQIQI yang dipercaya menjadi PAUD Percontohan Kota Bengkulu akan selalu melakukan inovasi dan pengembangan metode belajar melalui bermain demi peningkatan mutu, layanan dan kualitas pendidikan di masa yang akan datang.

Minggu, 25 Maret 2012

Merangsang Saraf Motorik Pada Anak


Gerakan motorik adalah serangkaian gerakan yang menghasilkan sebuah aksi yang mulus dan terkoordinasi, dengan tujuan menyelesaikan suatu tugas. Gerakan motorik dibagi dua, motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar berkaitan dengan gerakan-gerakan besar yang melibatkan tenaga dan beberapa bagian otot.
Duduk, berjalan, memanjat, merangkak, berlari, menendang, adalah termasuk gerakan motorik kasar. Sedangkan, motorik halus berkaitan dengan gerakan-gerakan yang membutuhkan ketelitian, seperti pincer grasp (kemampuan memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan), mewarnai, dan menggunting.
Ada pula orang-orang yang gerakan motoriknya tergolong ambidexter, atau bisa dilakukan oleh kedua bagian tubuh (misalnya, bisa menulis baik dengan tangan kiri maupun tangan kanan). Di masa balita, perkembangan saraf bayi dan perkembangan motorik bayi amat pesat.
Ada banyak pilihan kegiatan yang bisa dilakukan untuk merangsang tidak hanya perkembangan saraf, tetapi juga mendorong perkembangan otak dan kecerdasan bayi.
Untuk motorik kasar, variasi kegiatannya, antara lain: berenang, bermain bola, bermain melompat, menari, dan bermain melempar. Ada pula permainan baby gym yang merangsang bayi untuk menendang dan merangkak.
Sementara, untuk motorik halus, sekaligus melatih kreativitas bayi, tersedia permainan-permainan yang memang membutuhkan konsentrasi dan gerakan halus, seperti: bermain play-dough (lilin yang bisa dibentuk), melipat (untuk anak di atas empat tahun, anda bisa mengajarkannya melipat dan membentuk benda-benda sederhana, seperti topi dan kapal),finger painting, mewarnai, mengancingkan bajunya sendiri, menggambar bebas, dan menggambar mengikuti pola titik-titik.
Kini juga dijual berbagai mainan dari kayu yang bertujuan merangsang motorik halus anak, seperti mencocokkan bentuk benda dengan tempatnya dan menggerakkan bola atau kotak kayu di sepanjang sirkuit. Saat menemani anak bermain, penting untuk diingat agar selalu menjaga keamanan dan kebersihan tempat.
Anda pun harus senantiasa memberikan pujian, karena kemampuan motorik berkaitan erat dengan perkembangan fisik dan kepercayaan diri anak. Stimulasi saraf motorik juga dipercaya dapat merangsang perkembangan IQ bayi anda. Ketahuilah bahwa ada milyaran sel otak bayi yang menunggu untuk dinyalakan.


Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu: Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Mendidik anak butuh kesabaran dan bekal ilmu yang cukup. Terutama mengenai pengetahuan cara mendidik anak agar tumbuh kembang sehingga pertumbuhan anak menjadi optimal. Mengajari anak pra sekolah, ibarat mengisi toples kosong. Susunan isinya harus pas dan memberikan stimulant agar dia mampu berpikir dan berkembang secara baik.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
1. Infant (0-1 tahun) Toddler (2-3 tahun)
2. Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
3. Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)