Sering kali
kita melihat seorang anak menangis sekencang - kencangnya, meraung - raung,
bahkan sambil berguling - guling dilantai. Kadangkala si ibu menjadi gelisah
saat melihat tingkah anaknya, bahkan mungkin akan memancing emosi si ibu. Yang
paling parah, ketika emosi berubah menjadi perilaku kekerasan, seperti yang
banyak terjadi sekarang ini. Naudzubillah mindzalik, pastinya kita tidak ingin
menjadi ibu seperti itu bukan???. Artikel ini mungkin dapat bermanfaat bagi
para ibu, atau calon ibu untuk mengenal dunia anak, insyaALLAH.
Pernahkah
anda mendengar kata “temper tantrum“??. Dalam bahasa medis temper
tantrum adalah istilah untuk perilaku anak-anak usia di bawah tiga tahun
(batita) ketika mereka mengungkapkan rasa kecewanya krn kebutuhan yang tdk
terpenuhi. Tahukah anda mengapa si anak mengungkapkan rasa kecewanya dengan
cara seperti ini???…ternyata karena kemampuan berbahasa mereka masih sangat
terbatas. Mereka mengalami keterbatasan dalam mengungkapkan perasaan &
keinginannya, seperti yang diungkapkan oleh Claire B. Kopp,
seorang professor psikologi perkembangan di California’s Claremont Graduate
University. Beliau mengatakan bahwa toddler mulai untuk memahami kata - kata
yang banyak didengarnya, akan tetapi kemampuannya untuk memproduksi bahasa
masih sangat terbatas, sehingga ketika si anak tidak mampu mengekspresikan apa
yang dia rasakan atau inginkan, tentunya dia akan menjadi frustasi.
Sebagai ibu,
apa yang harus dilakukan saat si anak menunjukkan aksi temper tantrum?. Ada
beberapa tips yang bisa dipraktekkan,
diantaranya:
1. Tidak perlu terpancing,
tetap tenang & duduk disamping si anak, biarkan ia puas mengungkapkan
perasaannya, tunjukkan wajah yang tenang & tersenyum agar si anak merasa
bahwa ibunya peduli padanya & ada untuknya saat ia membutuhkan.
2. Temani atau awasi anak
dengan jarak tertentu untuk memberikan ruang gerak untuk si anak. Anda dapat
melakukan aktivitas lain saat mengawasi si anak, misalnya dengan membaca buku
atau menulis.
3. Jika lingkungan atau
perilaku si anak mulai membahayakan,seperti melempar mainan atau memukul,
pindahkan anak ke tempat yang lebih aman, ajak si anak ke kamarnya atau jika
sedang di tempat umum, cari tempat yang tidak terlalu ramai & jelaskan
alasannya, misal : “kita pindah ke kamar ya, karena ade melempar mainan” .
4. Saat emosi anak sdh
menurun, dekati & peluk si anak, tanyakan padanya sambil tersenyum tentang
apa yang diinginkannya, katakan padanya bahwa anda tidak mengerti yang
diinginkannya saat ia menangis & sekarang anda mengerti apa yang dia
butuhkan jika disampaikan dengan tenang. Hal ini membuat si anak merasa
dihargai & memiliki kontrol terhadap dirinya.
5. Saat kondisi si anak
sedang tenang, ceritakan tentang cerita teladan agar anak paham tentang akhlak
yang baik. Ajak pula anak untuk berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan
berbahasanya.
6.
Sebagai muslimah, jangan lupa untuk perbanyak istigfar,agar diberi
kesabaran.
salam cinta.....
Lirwana,S.P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar