Jumat, 11 Mei 2012

Mengenal Dunia Anak


Sering kali kita melihat seorang anak menangis sekencang - kencangnya, meraung - raung, bahkan sambil berguling - guling dilantai. Kadangkala si ibu menjadi gelisah saat melihat tingkah anaknya, bahkan mungkin akan memancing emosi si ibu. Yang paling parah, ketika emosi berubah menjadi perilaku kekerasan, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Naudzubillah mindzalik, pastinya kita tidak ingin menjadi ibu seperti itu bukan???. Artikel ini mungkin dapat bermanfaat bagi para ibu, atau calon ibu untuk mengenal dunia anak, insyaALLAH.
Pernahkah anda mendengar kata temper tantrum“??. Dalam bahasa medis temper tantrum adalah istilah untuk perilaku anak-anak usia di bawah tiga tahun (batita) ketika mereka mengungkapkan rasa kecewanya krn kebutuhan yang tdk terpenuhi. Tahukah anda mengapa si anak mengungkapkan rasa kecewanya dengan cara seperti ini???…ternyata karena kemampuan berbahasa mereka masih sangat terbatas. Mereka mengalami keterbatasan dalam mengungkapkan perasaan & keinginannya, seperti yang diungkapkan oleh Claire B. Kopp, seorang professor psikologi perkembangan di California’s Claremont Graduate University. Beliau mengatakan bahwa toddler mulai untuk memahami kata - kata yang banyak didengarnya, akan tetapi kemampuannya untuk memproduksi bahasa masih sangat terbatas, sehingga ketika si anak tidak mampu mengekspresikan apa yang dia rasakan atau inginkan, tentunya dia akan menjadi frustasi.
Sebagai ibu, apa yang harus dilakukan saat si anak menunjukkan aksi temper tantrum?. Ada beberapa tips yang bisa dipraktekkan, diantaranya:
1.    Tidak perlu terpancing, tetap tenang & duduk disamping si anak, biarkan ia puas mengungkapkan perasaannya, tunjukkan wajah yang tenang & tersenyum agar si anak merasa bahwa ibunya peduli padanya & ada untuknya saat ia membutuhkan.
2.    Temani atau awasi anak dengan jarak tertentu untuk memberikan ruang gerak untuk si anak. Anda dapat melakukan aktivitas lain saat mengawasi si anak, misalnya dengan membaca buku atau menulis.
3.    Jika lingkungan atau perilaku si anak mulai membahayakan,seperti melempar mainan atau memukul,  pindahkan anak ke tempat yang lebih aman, ajak si anak ke kamarnya atau jika sedang di tempat umum, cari tempat yang tidak terlalu ramai & jelaskan alasannya, misal : “kita pindah ke kamar ya, karena ade melempar mainan” .
4.    Saat emosi anak sdh menurun, dekati & peluk si anak, tanyakan padanya sambil tersenyum tentang apa yang diinginkannya, katakan padanya bahwa anda tidak mengerti yang diinginkannya saat ia menangis & sekarang anda mengerti apa yang dia butuhkan jika disampaikan dengan tenang. Hal ini membuat si anak merasa dihargai & memiliki kontrol terhadap dirinya.
5.    Saat kondisi si anak sedang tenang, ceritakan tentang cerita teladan agar anak paham tentang akhlak yang baik. Ajak pula anak untuk berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya.
6.    Sebagai muslimah, jangan lupa untuk perbanyak istigfar,agar diberi kesabaran.

salam cinta.....
Lirwana,S.P   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar